الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيمَانِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلأُ الْمِيزَانَ. وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلآنِ - أَوْ تَمْلأُ - مَا بَيْنَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَالصَّلاَةُ نُورٌ وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَائِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُهَا
(Ayat di atas) juga berisi penjelasan bahwa meninggalkan berinfak merupakan kehancuran jika dibiasakan dan kemudian setelahnya diikutkan penjelasan terkait perintah berbuat baik yang merupakam predikat ketaatan yang paling tinggi”. (Ibnu Katsir, Tafsirul Qur’anil Azhim
Cili Padi: This children’s program options animated people who train younger viewers about Islamic values, morals, and manners. It's a fun and interesting way for teenagers to learn about their religion and society.
وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ ۖ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
Lalu ia berkata, hal itu lebih baik daripada pelan-pelan harta itu binasa. Jika ia tidak menjualnya sampai harta itu binasa maka dia akan disalahkan. Dan jika ada orang mampu yang menjamin orang miskin itu, tetapi ia tidak mejualnya (kepada orang tersebut) maka dia disebut orang gila.
“Barangsiapa yang menghidupkan malam dua hari raya dan malam pertengahan bulan Syaaban, maka hatinya tidak mati biarpun semua hati mati ketika itu.”
Dalam menafsirkan ayat di atas, Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata : “Betapapun sedikit apa yang kamu infakkan dari apa yang diperintahkan Allah kepadamu dan apa yang diperbolehkanNya, niscaya Dia akan menggantinya untukmu di dunia, dan di akhirat engkau akan diberi pahala dan ganjaran, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits ..”[2]
Selain kualitas Alquran, pewakaf juga harus menentukan dengan jelas jumlah Alquran yang akan diwakafkan. Sebab, salah satu syarat sah wakaf yakni harta benda diketahui kadar/jumlahnya secara pasti;
هَذِهِ فَرِيضَةُ الصَّدَقَةِ الَّتِي فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى المُسْلِمِينَ
Inilah perasaan yang menambahkan kepedihan hati penerima dan akhirnya perasaan ini berubah kepada permusuhan.
Kemudian al-Quran menerangkan peradaban-peradaban yang sedang dibicarakan sekarang untuk menguatkan konsep ini di dalam hati manusia supaya tiada seseorang pemberi pun yang merasa angkuh dan tiada seseorang penerima pun yang merasa terhina kerana kedua-duanya makan dari rezeki Allah belaka.
Your participation in creating a Wakaf for Al-Quran should have a lasting effect on the life of numerous men and women, providing them with the chance to connect with the divine message of Allah and enrich their spiritual journey.
لَن تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ
Dalam angkatan hidup tanaman yang subur dan memberi hasil itu al-Quran mengajak hati nurani manusia berkorban dan memberi, kerana (pada hakikatnya) dia tidak memberi, tetapi mengambil dan dia tidak kurang check here tetapi bertambah. Kemudian gelombang pemberian dan kesuburan meneruskan perjalanannya dan menambahkan lagi perasaan ingin memberi yang dirangsangkan oleh pemandangan tanaman yang banyak memberi hasil itu.